
Saat ini Indonesia
terus tumbuh dan berkembang. Perkembangan tersebut menimbulkan tuntutan
modernisasi pasar dan juga menuntut peningkatan kebutuhan terhadap bangunan,
baik perumahan , fasilitas publik , infrastruktur dan bangunan komersial
lainnya. Untuk itu diperlukan dukungan dari seluruh komponen masyarakat untuk
percepatan pelaksanaan pembangunan dengan kualitas baik, biaya yang efisien,
sehat dan ramah lingkungan serta sesuai dengan kondisi Indonesia.
Maka dari itu, para
inisiator melakukan brainstorming dengan tujuh tokoh konstruksi nasional. Dan
telah menyimpulkan gagasan Hari Bangunan Indonesia dapat dijadikan momentum
yang sangat baik bagi Pembangunan Nasional. Pada saat yang sama juga ke tujuh
tokoh tersebut menyatakan dukungan dan sekaligus menjadi anggota Dewan
Penasehat Hari Bangunan Indonesia.
“Hari Bangunan
Indonesia (HBI)” merupakan gagasan besar yang di inisiasi oleh Franciscus
Welirang (pelaku usaha), Daniel K. Adam (Direktur Indocement) dan Hadi Irawan
(CEO Frontier Consulting Group) sebagai wujud kepedulian mereka terhadap
kemajuan dunia konstruksi di Indonesia.
Adapun, HBI nantinya
akan berperan untuk mengajak seluruh pelaku konstruksi seperti arsitek,
konsultan , pengembang , kontraktor , industri bahan bangunan , akademisi , dan
lain-lain untuk bersama-sama menjaga komitmen dan memberikan edukasi kepada
masyarakat tentang standar bangunan yang berkualitas , memiliki durabilitas
yang tinggi , sehat , ramah lingkungan serta mencerminkan budaya Indonesia.

Han Awal selaku pendiri PT Han Awal &
Partners mengatakan, “Kita perlu mengenal perkembangan metode konstruksi, yang
paling penting kita mendapatkan kearifan
lokal dari suatu bangunan. Kebudayaan belum tersentuh oleh peradaban yang kita
hadapi sekarang. Para arsitek dari puluhan tahun sudah mencari bagaimana
menerapkan kearifan lokal pada tiap bangunan Indonesia. Seperti di Jepang,
orang selalu merasa dalam tiap bangunan ada Jepangnya,” ujarnya.
Han menambahkan
meskipun bahasanya Internasional tapi tetap ada kearifan lokal, tidak
harus harfiah tetapi ada jiwanya.
Selanjutnya, 11 November dipilih sebagai
tanggal untuk memperingati HBI. Sebab, selain karena mudah di hapal dan 11 November semua angkanya
merupakan angka satu yang diartikan
sebagai simbol pilar-pilar yang menopang kokohnya sebuah bangunan, juga digunakan sebagai momentum untuk mengevaluasi
perkembangan bangunan Indonesia pada tahun tersebut.
"Hari Bangunan Indonesia" merupakan
gagasan besar yang difasilitasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam
mengajak seluruh pelaku konstruksi meliputi kontraktor, pengembang, industri
bahan bangunan, arsitek, akademisi dan unsur masyarakat lainnya untuk menjaga
komitmen terhadap standard bangunan berkualitas, memiliki durabilitas tinggi,
ramah lingkungan serta mencerminkan budaya Indonesia.
"Indonesia ini negara rawan bencana yang
sangat membutuhkan standard bangunan yang cocok dengan kondisi tersebut, dan
tentu saja berkualitas. Kami berharap, HBI ini dapat melahirkan kesadaran di
antara para pelaku industri konstruksi untuk lebih meningkatkan kualitas
bangunan, dengan standard tinggi. Kami ingin menghilangkan kebiasaan buruk
membangun dengan kualitas apa adanya.

Dengan adanya HBI, diharapkan segenap pelaku
konstruksi mulai dari tukang bangunan sampai para pelaku bisnis dapat
bertanggung jawab terhadap pembangunan Indonesia dengan membuat bangunan yang
green, sustain dan health menuju tahun
2020. Juga regulasi yang perlu terus di evaluasi dan dikembangkan sehingga
dapat mendorong para pelaku konstruksi untuk mampu mewujudkan bangunan
berkelanjutan , sehat dan aman.
"Hari Bangunan Indonesia" merupakan
gagasan besar yang difasilitasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam
mengajak seluruh pelaku konstruksi meliputi kontraktor, pengembang, industri
bahan bangunan, arsitek, akademisi dan unsur masyarakat lainnya untuk menjaga
komitmen terhadap standard bangunan berkualitas, memiliki durabilitas tinggi,
ramah lingkungan serta mencerminkan budaya Indonesia.
"Indonesia ini negara rawan bencana yang
sangat membutuhkan standard bangunan yang cocok dengan kondisi tersebut, dan
tentu saja berkualitas. Kami berharap, HBI ini dapat melahirkan kesadaran di
antara para pelaku industri konstruksi untuk lebih meningkatkan kualitas
bangunan, dengan standard tinggi. Kami ingin menghilangkan kebiasaan buruk
membangun dengan kualitas apa adanya.
0 komentar:
Post a Comment