
Belajar berarti menciptakan perubahan diri setelah kita memaknai
apa yang kita alami, kita dengar, atau kita lihat. Inilah implementasi dari
perintah iqra’. Allah tidak menyuruh kita membaca hanya untuk membaca, meneliti
hanya untuk meneliti, menghimpun hanya untuk menghimpun. Semua itu tujuannya
adalah agar kita menciptakan perubahan diri.
Orang yang paling beruntung adalah orang yang menempatkan dirinya
sebagai pelajar karena akan selalu mendapatkan untung dari situasi dan kondisi apapun.
Belajar bisa di lakukan kepada siapapundan apapun, termasuk kepada binatang,
alam, orang shaleh, kepada para nabi. Bahkan, dari iblispun kita perlu belajar
untuk perubahan diri yang lebih baik.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari iblis? Pertama,
iblis punya tekad baja untuk mewujudkan impiannya. Iblis berkata, “ya tuhanku,
karena engkau telah memutuskan aku sesat, pasti aku akan benar-benar menjadikan
meraka memandang baik (perbuatan maksia) di muka bumi, dan pasti aku akan
benar-benar menyesatkan mereka semuanya.” (QS.al-Hijr [15]:39)
Iblis tidak punya hari libur, tanggal merah, waktu istirahat atau
kondisi pengecualian untuk mengubah pandangan manusia terhadap kemaksiatan dan
menyesatkannya. Pokoknya apapun yang terjadi, iblis tetap pada rencananya. The
show must go on.
Secara bahasa, kata kerja yang di pakai iblis itu menggunakan dua
penekanan sekaligus, yang boleh diartikan dengan menggunakan istilah pasti dan
benar-benar (lam dan nun taukid). Ini punya makna bahwa iblis bertekad
baja yang menggelora.
Kedua, iblis punya
visi besar menyesatkan semua manusia. Ini menjadi sumber tekad baja, tak peduli
orang arab, amerika, Indonesia atau jawa timur. Iblis tidak takut pada raja,
presiden, atau angkatan bersenjata. Yang iblis jauhi hanya satu-orang ikhlas.
Sesuai Rahman allah, iblis di kasih jalan dan hak untuk sukses karena tekadnya man
jadda wajada.
Di dunia ini banyak orang baik dan punya impian yang baik, tapi
saying tekadnya kecil. Gagal sekali dua kali saja sudah putus asa atau trauma.
Padahal, semua keberhasilan adalah buah dari perjuangan, kesabaran, kekuatan
karakter. Bondo bahu piker lek perlu sak nyawane pisan adalah dokterin
hidup trimurti saat merintis pondok modern gontor.
Dunia ini semakin kacau bukan karena banyaknya orang jahat, tapi karena
semakin banyaknya orang baik yang lemah. Orang lemah akan kalah oleh penjahat
dengan tekat yang kuat, seperti iblis.
Kegagalan dan kemunduran apapun mestinya hanya cukup kita pelajari
dan kita maknai, tetapi jangan sampai terlalu kita masukkan hati karena
bisa merusak diri. Pelajarilah kegagalan sampai menemukan sebab-sebab yang
mungkin . maknailah kegagalan untuk berubah. Kalau pun harus sedih atau stress,
kasihlah waktu, jangan berlarut-larut.
Kualitas tekad manusia bermacam-macam. Ada yang punya tekad hanya
sekualitas tisu. Tisu itu indah dan baik, tapi kena air saja sudah ludes. Ada yang
tekadnya sekualitas kayu. Selama tidak kena panas dan hujan, kayu akan tetap
bagus. Yang dasyad adalah tekat baja, seperti
tekadny7a iblis. Iblis punya tekad baja dan focus setajam sinar
laser dua hal inilah hokum sukses di
bidang apapun.
Bangsa kita ini terus menerus di latih agar tidak memiliki visi
global atau nasionalisme. Sebagian besar sekolah hanya menekankan setiap anak
agar dapat nilai akademik yang bagus, bisa melanjutkan ke sekolah yang bagus,
dan ujung nya agar mendapat pekerjaan. Visi hidup yang demikian ini jelas kalah
dengan visinya iblis.
Indonesia punya orang pintar sebanyak apapun, tetapi kalau filosofi
hidupnya hanya untuk diri sendiri, maka perubahan funda mental masih sulit di
harapkan. Nabi Muhammad memberikan gambaran bahwa orang bodoh yang peduli itu
jauh lebih berguna ketimbang orang pintar yang tidak peduli karena visi dan
target hidupnya sempit.
Ketiga, kita perlu
belajar dari kesesatan iblis. Iblis menjadi sesat bukan karena tidak tau surga-neraka,
bukan juga tidak dekat dengan allah. Iblis tau dapurnya surga bahkan bisa
berdoa dengan sangat bagus, taku kepada allah, dan bisa berdialog.
Kesombongan dan keenggananlah yang menjadi sumber pembangkangannya.
Dan ( ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat, “sujudlah
(hormatlah) kemu kepada adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir” (QS. Al baqoroh [2] 34)
Syarat agar kita bisa belajar dari apapun dan siapapun adalah harus bersedia menjadi “ummi”,
yaitu mengosongkan diri dari rasa sudah tahu dan membuka diri untuk membaca.
0 komentar:
Post a Comment