Membaca Membuka Cakrawala, Membangaun Peradaban Dunia

Monday, February 20, 2017

PENERAPAN KONSEP DASAR ISLAM PADA BISNIS

Kita sering mengenal bisnis dalam konsep kapitalis, dan itu sudah menjadi keseharian kita dalam system ekonomi, karena konsep bisnis secara kapitalis sangan menggiurkan dan menjanjikan, tampa kita ketahui bahwa betapa besar resikonya dan kerusakannya di dalam system perekonomian, jika ada yang untung pasti ada yang di rugikan, itulah yang di tanamkan oleh kapitalis, mereka mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tampa memperdulikan sumberdaya yang ada di sekitarnya.

Sebelum kita membahas lebih dalam permasalahan ini mari kita pahami apa itu bisnis, dan bagaimana konsep bisnis menurut pandangan islam.

Bisnis di dalam setiap macam bentuknya bisa terjadi di mana saja dan kapan saja dalam kehidupan manusia setiap hari. Bahkan hampir setiap aktivitas kita bisa dikaitkan dengan bisnis, mulai dari tidur hingga bangun. Makanan, minuman, pakaian, sepeda, mobil, serta segala kebutuhan rumah tangga sebetulnya merupakan produk yang dihasilkan melalui proses produksi, distribusi, jual, dan beli. Inilah yang dinamakan aktivitas ekonomi atau bisnis.

Secara umum bisnis di artikan sebagai suatu kegiatan yang di lakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rizki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.

Adapun dalam islam bisnis dapat di pahami sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah(kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun di batasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).

Sertelah kita pahami dari pengertian di atas maka dapat di jelaskan bahwa islam mewajibkan setiap muslim, khususnya yang memiliki tanggungan untuk bekerja. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Untuk memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah, allah SWT melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat di manfaatkan untuk mencari rizki.

Pilar bisnis dalam islam
Pertama,Tauhid (kesatuan). Tauhid merupakan konsep serba eksekutif dan serba inklusif. Pada tingkat absolut ia membedakan khalik dengan makhluk, memerlukan penyerahan tanpa syarat kepada kehendaknya, tetapi pada eksestensi manusia memberikan suatu prinsip perpaduan yang kuat sebab seluruh umat di persatukan dalam ketaatan kepada allah semata. Konsep tauhid merupakan dimensi vertical islam sekaligus horizontal yang memadukan segi politik, sosial ekonomi kehidupan manusia menjadi kebulatan yang homogeny yang konsisten dari dalam dan luar sekaligus terpadu dengan alam luas.

Dari konsep ini, maka islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini maka pengusaha muslim dalam melakukan aktivitas bisnis harus harus memperhatikan tiga hal:
  •       Tidak diskriminasi terhadap pekerja, penjual, pembeli, mitra kerja atas dasar pertimbangan ras, warna kulit, jenis kelamin atau agama.
  •            Allah yang paling di takuti dan di cintai.
  •      .     Tidak menimbun kekayaan atau serakah, karena hakekatnya kekayaan merupakan amanat allah.


Kedua, keseimbangan (keadilan). Ajaran islam berorentasi pada terciptanya karakter manusia yang memiliki sikap dan prilaku yang seimbang dan adil dalam konteks hubungan antara manusia dengan diri sendiri, dengan orang lain (masyrakat) dan dengan lingkungan. 

Ketiga, kehendak bebas, manusia sebagai khalifah di muka bumi tentunya mempunyai kehendak bebas untuk mengarahkan kehidupannya kepada tujuan yang akan dicapainya.

Keempat, pertanggung jawaban, segala kebebasan dalam melakukan bisnis oleh manusia tidak lepas dari pertanggung jawaban yang harus di berikan atas aktivitas yang di lakukannya.

Orentasi bisnis dalam islam
Bisnia dalam islam bertujuan untuk mencapai empat hal utama: (1) target hasil:profit dan benefit-non materi, (2) pertumbuhan, (3) keberlangsungan, (4) keberkahan

Target hasil:profit-materi dan benefit-non materi, artinya bahwa bisnis tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) non materi kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepeduliahn sosial dan sebagainya. Benefit yang di maksud kan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga dapat bersifat non materi.

Pertumbuhan, jika profit materi dan profit non materi telah di raih, perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkan segala cara.

Keberlangsungan, target yang telah di capai dengan pertumbuhan setiap tahunya harus di jaga keberlangsungan nya agar perusahaan dapat Exis dalam kurun waktu yang lama.

Keberkahan, semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada keberkahan di dalamnya,  maka  bisnis islam menempatkan berkah sebagai tujuan inti, karena ia merupakan bentuk dari di terimanya segala aktivitas manusia. Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang di lakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat ridha dari allah SWT dan bernilai ibadah. 
Share:
"MEMBACA MEMBUKA CAKRAWALA MEMBANGUN PERADABAN DUNIA"

0 komentar:

Post a Comment

Ads baner

Popular Posts

Powered by Blogger.
["Hidup bukanlah tentang bagaimana menemukan diri kita tetapi bagaimana menciptakan diri kita yang sebenarnya"]["Hidup adalah serangkaian peristiwa alami dan spontan. Jangan melawan kehidupan yang hanya akan menciptakan kesedihan. Biarkan realitas menjadi kenyataan. Biarkan semuanya mengalir secara alami"]["Cobalah untuk belajar sesuatu tantang segala sesuatu dan segala sesuatu tentang sesuatu"]["Hidup adalah Kesusahan yang harus diatasi. Rahasia yang harus digali. Tragedi yang harus dialami. Kegembiraan yang harus dibagikan. Cinta yang harus dinikmati, dan Tugas yang harus dilaksanakan"]