
Saat ini dan kedepan, peristiwa
gempa bumi di Indonesia rasanya seperti sebuah keniscayaan. Ketahui segera
teknik bangunan tahan gempa dengan karet alam untuk keselamatan keluarga dan
diri anda.
Selain korupsi dan teroris, gempa
bumi adalah istilah yang rasanya tidak akan hilang dalam kamus peristiwa negri
ini. Setelah di guncang dengan peristiwa gempa dan tsunami aceh tahun 2004,
bangsa Indonesia seperti tak pernah lepas dari peristiwa gempa bumi. Terakhir
adalah gempa bumi di Sumatra barat dan sekitarnya, sebesar 7,6 skala richter
yang menelan korban hingga ribuan jiwa.
Lalu antisipasi apa saja yang isa
kita lakukan agar peristiwa gempa bumi tidak menelan banyak korban? Selain,
tentu saja terus berdoa untuk keselamatan dan keamanan negri ini, antisipasi
struktur bangunan rumah dan kantor kita tampaknya harus kita lakukan. Hal ini
karena fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar korban gempa adalah
karena ketimpa bangunan.
Secara umum, stuktur bangunan
dapat di kelompokkan menjadi engineered
building dan non engeneered building. Engeneered building adalah bangunan
yang dalam perencanaan maupun pelaksanaannya memerlukan tenaga ahli. Contohnya
gedung bertingkat, lapangan terbang, jembatan jalan layang, bendungan, dan
lain-lain.
Non engineered building adalah bangunan yang di rencanakan dan di
laksanakan tampa bantuan tenaga ahli. Bangunan-bangunan ini pada umumnya di
buat secara spontan dan berdasarkan kebiasaan tradisional setempat.
Pelaksanaanya pun mengikuti cara-cara maslalu. Untuk bangunan itu sendiri
dibagi di bagi dalam 2 katagori, bagunan tradisional dan bangunan rumah
sederhana atau bangunan komersial yang dibangun tampa bantuan ahli banguan.
Karakteristik struktur banguan
Bagunan harus mempunyai kriteria
antara keseimbangan biaya yang di keluarkan, dan resiko yang dapat di terima. Engineered building maupun non engineered building harus memenuhi
kriteriaperancangan yang memadai, yaitu:
Pertama, struktur banguan harus tetap utuh dan tidak boleh
mengalami kerusakan yang berarti pada saat terjadi gempa sedang. Pada kondisi ini
struktur di harapkan akan merespo di dalam kondisi elastis.
Kedua, komponen non structural dari struktur bangunan diperkenankan
mengalami kerusakan, tetapi komponen structural harus tetap utuh pada saat terjadi
gempa sedang.
Ketiga, saat terjadi gempa kuat, komponen structural dan non
structural dari system struktur di perbolehkan mengalami kerusakan, tetapi
struktur bangunan secara keseluruhan tidak boleh runtuh.
Balai teknoogi karet (BPTK) bogor
jawa barat, telah mengeluarkan sebuah teknologi bangunan tahan gempa dengan
menggunakan metode bantalan karet alam yang di padukan dengan lempeng baja.
Bantalan ini di pasang di setiap
kolom bagian bawah, antara fondasi dan banguan. Mekanisme kerjanya karet alam berfungsi
untuk mengurangi getaran gempa. Sementara lempengan baja di gunakan untuk
menambah kekuatan bantalan karet sehingga defleksi
(penyimpangan arah) dan deformasi (
perubahan bentuk) bangunan saat bertumpu di atas bantalan karet tidak besar.
Pengaruh gempa bumi yang sangat
merusak struktur bangunan adalah load dari
komponen gaya atau getaran horizontal. Getaran horizontal itu meneimbulkan gaya
reaksi yang besar, bahkan di lokasi puncak atau ujung bangunan dapat mengalami
pembesaran hingga dua kalinya.
Bila aliran gaya pada bangunan
itu lebih besar dari kekuatan struktur, maka bangunan tersebut akan rusak
parah. Gaya reaksi yang di terima oleh struktur bangunan dapat dikurangi
melalui penggunaan bantalan karet alam.
Prinsip dasar cara perlindungan
bangunan oleh bantalan karet alam adalah mengurangi getaran gempa bumi dengan
arah horizontal, sehingga memungkinkan strutur bangunan bergerak bebas tampa
tertahan oleh fondasi. Melalui uji coba skala penuh banguanan , bantalan karet
alam terbukti dapat meredam daya reaksi sehingga 70% selamat mencoba
0 komentar:
Post a Comment