Membaca Membuka Cakrawala, Membangaun Peradaban Dunia

Tuesday, April 26, 2016

Kisah Rasulullah SAW Dan Seorang Pengemis



Al kisah, suatu hari Rasulullah SAW didatangi seorang pengemis yang pakaiannya compang-camping. Wajah lelaki itu tampak sedih dan mengenaskan. Tentu saja Rasul kasihan. Tapi tahukah anda, apa yang diberikan rasul kepada pengemis itu?
Bukan uang atau makanan, tetapi sebuah kampak tajam sambil bersabda, “Pergilah ke hutan, kumpulkan kayu bakar, jual kayu itu dan kembalilah kepadaku setelah 15 hari.”(HR Abu Dawud)
Subhanallah. Begitulah rasul kita, sang guru besar yang selalu mendidik dan mengajari umatnya. Rasul tidak memanjakan pengemis dengan memberikan uang atau makanan, tatapi memberinya kapak untuk bekerja. Sebab, dengan bekerja sang pengemis bisa kembali punya harga diri di mata masyarakat. 

Kita harus bisa mengambil dua hikmah dari hadis Rasulullah SAW diatas. Pertama bahwa bantuan langsung yang diberikan kepada masyarakat miskin bukanlah solusi tepat untuk mengentaskan kemiskinan. Sebab, bantuan-bantuan seperti itu malah berpotensi memanjakan mereka mereka dengan terus-menerus menggantungkan harapan pada datangnya bantuan. Justru yang efektif adalah membuka lapangan kerja bagi si miskin, atau memberi modal untuk usaha.Kedua, tidak perlu gengsi dalam bekerja. Apa saja asal halal dan terhormat, kita hendaknya dengan senag hati menjalaninya. Terkadang kita gengsi dan memilah-milah pekerjaan. Kita selalu ingin bekerja yang enak, bergaji besar, punya prestise dan disanjung orang.

Kita lupa Rasulullah SAW dan Nabi-nabi yang lain bekerja sebegai penggembala. Kita pun mungkin tak tahu bahwa sahabat abu Hurairah sang pengrawi  hadis paling handal bekerja sebagai pembantu. Bahkan, gajinya hanya sepiring nasi untuk mengganjal perut kosong.
Agama islam mangarahkan umatnya untuk tidak jadi beban masyarakat. Untuk bekerja apa saja tanpa harus merasa gengsi, selagi itu halal. Menjadi penjual kayu bakar dalam pandangan agama jauh lebih terhormat dan mulia ketimbang mengemis yang sangat tidak di anjurkan.
Sekarang, mari kita lihat nasib pengemis tersebut. Setelah waktu yang di tentukan, si pengemis benar datang menghadap rasul. Tapi, sudah bukan lagi seperti lelaki pada waktu lima belas hari yang lalu. Dia datang dengan baju yang tidak lagi compang-camping. Dia datang dengan semangat baru, jiwa baru, yang lebih segar.

Kondisinya benar-benar berubah. Dia sukses menjadi pedagang kayu bakar hingga kembali hidup terhormat penuh percaya diri. Itulah nilai sebuah usaha
Share:
"MEMBACA MEMBUKA CAKRAWALA MEMBANGUN PERADABAN DUNIA"

0 komentar:

Post a Comment

Ads baner

Popular Posts

Powered by Blogger.
["Hidup bukanlah tentang bagaimana menemukan diri kita tetapi bagaimana menciptakan diri kita yang sebenarnya"]["Hidup adalah serangkaian peristiwa alami dan spontan. Jangan melawan kehidupan yang hanya akan menciptakan kesedihan. Biarkan realitas menjadi kenyataan. Biarkan semuanya mengalir secara alami"]["Cobalah untuk belajar sesuatu tantang segala sesuatu dan segala sesuatu tentang sesuatu"]["Hidup adalah Kesusahan yang harus diatasi. Rahasia yang harus digali. Tragedi yang harus dialami. Kegembiraan yang harus dibagikan. Cinta yang harus dinikmati, dan Tugas yang harus dilaksanakan"]