Suatu penelitian menunjukkan sarapan amat berpengaruh dalam
prestasi, momen sarapan tidak bisa di tinggalkan begitu saja, meski begitu
banyak kegiatan, harus di sempatkan untuk makan pagi bersama. Ini momen sangat
penting, di dalamnya kita bisa berbincang-bincang, Karena jika momen
kebersamaan di pagi hari kita akan menyesalinya di malam hari, dengan dengan
kepadatan kegiatan sehingga memungkinkan momen kebersamaan seperti sarapan pagi
akan terlihat jarang sekali, sehingga momen sarapan bersama akan begitu sangat
penting.
Saya mempunyai keluarga yang tidak bisa melepaskan momen sarapan,
meski mempunyai kepadatan kegiatan, keluarga saya selalu menyempatkan untuk
menikmati makan pagi bersama.
Saya sering kali bekerja hingga tengah malam sehingga ketika pagi
tiba, saya masih terlelap. Namun ketika sarapan sudah di buat bersama-sama,
biasanya saya akan bangun dan ikut menikmati momen makan bersama sambil
berbincang-bincang hangat.
Meski masih sering kelelahan dengan pengaturan waktu kerja yang
kurang ramah, saya tidak ingin ketinggalan momen bersama keluarga. Sarapan
merupakan satu-satunya momen paling memungkinkan Karena saya sudah ada di rumah
dan anak-anak belum berangkat sekolah.
Apalagi saat sarapan, keluarga akan banyak memberikan pembelajaran pemahaman tentang konsep kompromi, bertanggung jawab
hingga imajinasi yang membagun kebersamaan dan masa depan keluarga. Saya
mencontohkan kebiasaan baik ini untuk keluarga dan mempunya persiapan untuk
bisa sarapan dan tetentunya dengan menu sarapan yang menarik.
Dengan hal tersebut saya dan keluarga dapat berdiskusi sekiranya
menu apa yang menarik dan sesui selera, belum tentu apa yang saya anggap enak
dan menarik, akan menarik dan enak untuk orang lain, maka hal ini akan
membangunkeakraban keluarga, hal ini membuat anak menjadi merasa terlibat dan
memiliki tanggung jawab dengan menu sarapan yang sudah di pilih, namun, tidak
di mungkiri seringkali anak memiliki menu yang berbeda maka perlu ada sikap
kompromi untuk menentukan menu apa saja yang akan di makan. Untuk mengembangkan
imajinasi, saya memilih melibatkan mereka ketika memask atau menghias sarapan
sehingga anak akan lebih bisa mengeksplorasi kemampuan berpikir.
Dengan cara seperti itu membuat anak lebih memahami pentingnya
sarapan sehat ketimbang hanya di jejali pengetahuan seputar sehatnya memakan
sayur dan buah. Dengan merasakan langsung dan di berikan bimbingan soal
pengetahuan dasar pentingnya sarapan bergizi akan menimbulkan kesedaran pada
diri anak-anak tanpa di paksa.
Vera Itabiliana Hadiwidjojo S Psi menyatakan, sarapan memang
memiliki kaitan erat dengan psikologi anak, terutama untuk anak sekolah. Dia
pernah menemukan kasus bahwa ada anak sekolah dasar yang ketika jam pelajaran
pertama selalu ingin cepat selesai, tetapi hasil kerjanya tidak sempurna.
Ketika di Tanya kan alasan sikapnya tersebut, di temukan ternyata anak itu
tidak sarapan dan selalu ingin segara mamasuki jam istirahat agar bisa lekas
makan.
“sarapan ini bisa meningkatkan mental anak, seperti ketanggapan
mengerjakan soal dan dan akan selalu lebih siap ketika ada tugas mendadak,”
kata psikolog anak ini.
Pernyataan tersebut menurut vera sudah terbukti dari studi yang
dilakukan pusat penelitian Sussex Innovation centre, Brigton, ingris, pada
2010. Studi tersebut menunjukkan, kebiasaan sarapan sehat dapat membantu
meningkatkan kemampuan mental, seperti kemampuan mengerjakan soal, koordinasi
mata dan tangan, menurunkan kecemasan saat menghadapi stress. Di samping itu,
sebuah studi oleh Cardiff University yang melibatkan 5.000 anak-anak usia 9-11
tahun menunjukkan anak-anak dua kali lebih mungkin untuk mencetak gol lebih
tinggi dari nilai rata-rata jika mereka memulai hari dengan sarapan yang sehat.
Di samping keunggulan yang bisa didapat kan ketika belajar di
sekolah, Vera pun menyatakan, sarapan pun dapat memberikan nilai-nilai
kehidupan dan kepribadian anak. Ketika anak sarapan, dia sedang belajar
disiplin waktu. Sebab, sarapan mesti dilakukan pagi hari sebelum sekolah,
dengan menyempatkan bangun lebih pagi. Kemudian, sarapan membuat anak akan
lebih bisa berdisiplin untuk menjalaninya.
“sarapan di tengah kesibukan itu yang penting komitmen untuk
sarapan. Kalau perlu, bikin perjanjian dengan anggota keluarga yang lainnya
untuk bangun pagi dan sarapan,” kata ahli pskologi di Dancow Pareting Center
Expert, Nestle Indonesia.
Lebih penting lagi, untuk membentuk komitmen tersebut anak perlu
model untuk meniru dan tentunya orang tua yang menjadi rujukan mereka. Menurut sebuah
studi, dari 1.089 anak-anak usia 12-15 tahun yang dilakukan di blanda,
anak-anak lebih cendrung untuk makan sarapan setiap hari jika orang tua mereka
makan sarapan setiap hari. Melihat studi tersebut, vera menyatakan, jika aturan
orang tua mengenai makan pagi juga memainkan peran kunci dalam membentuk
kebiasaan anak-anak untuk makan sarapan secara teratur.
Untuk bisa melibatkan diri dalam sarapan anak, psikolog di lembaga
psikologi terapan UI ini menyarankan untuk menyiapkan sarapan dari malam
sebelum nya sehingga tidak terlalu lama memakan waktu untuk meyiapkan sarapan
di pagi harinya. Selain itu, orang tua pun harus memilih sarapan yang sehat
atau mencukupi gizi yang di butuhkan anak.
“sarapan pun mesti praktis dan realistis. Kalu sudah sibuk, yang
terpenting bisa sarapan dengan makanan sehat tanpa perlu dibentuk-bentuk
macam-macam,” kata Vera.
Di samping itu, ketika memang tidak bisa sarapan di rumah, anak
dapat sarapan di kendaraan jika memungkinkan. Sedangkan, jika orang tuanya yang
tidak bisa menemani anak sarapan, sebaliknya orang tua sendiri yang menympankan
sebelum pergi sehingga anak tetap merasa diperhatikan dan merasa disayang.
Sumber:
REPUBLIKA 19/2/2017