Anda membangun sebuah usaha, “heppy first-m-kios dan counter
pulsa”. Usaha itu berjalan baik, hingga suatu saat anda sadar bahwa anda mulai
kehilangan satu demi satu pelanggan anda. Akhirnya, yang mendatangi toko anda
hanya nenek tua yang tinggal di samping toko. Anda ingin mendapatkan pelanggan
anda kembali dan menarik minat lebih banyak pelanggan lagi? Anda ingin agar
toko anda semakin berkembang dan bukanya bangkrut karena kehingan pembeli? Anda
berharap agar toko anda lebih di sukai dan lebih ramai dari toko serupa yang
letaknya persis di sebrang jalan?
Hal utama yang harus di lakukan adalah berubah. Untuk
berubah, anda harus mengganti cara berfikir anda mengenai bagaimana cara
memikat pembeli dan menarik pelanggan. Anda harus merubah “penamplan” toko
anda, entah itu lampu atau warna cat toko anda, dan pastinya, anda perlu
merubah cara anda melayani pembeli. Intinya, perubahan kearah pencapaiaan tujuan
anda di mulai dari diri anda. Sadarilah, jika anda berubah, sitasi disekitar
anda pun berubah, itulah perinsip yang mendasari setiap relasi: jika anda ingin
sebuah relasi berjalan dengan cara ‘baru’, perbaharuilah sikap anda. hanya itu.
Apa yang sebaiknya di ubah?
Pertama-tama, kita perlu mengetahui hokum tentang
kepercayaan dan nilai. Kepercayaan dan nilai yang dianut seseorang adalah hasil
pembelajarannya dalam hidup yang telah menjadi pol acara bagaimana ia
menghadapi dunia. Kepercayaan dan nilai itulah yang kemudian menjadi patokan
baginya dalam berelasi: membenar kan masa lalu, merasionalisasi prilaku saat
ini, dan menjelaskan segala peristiwa dalam kehidupan sekarang. Inilah yang
membuat kita berbeda, karena kita memiliki system nilai dan kepercayaan yang
berbeda-beda seturut latar belakang yang berlainan yang memnemtuk siapa kita
saat ini.
Kedua, ada 2 jenis nilai: nilai tujuan dan nilai makna.
Untuk mencapai nilai tujuan (kebahagiaan, misalnya), seorang menempatkan
prioritas pada nilai makna yang akan mendorongnya untuk mencapai tujuan akhir.
Bagi sebagian orang, kebahagiaan dapat dicapai dengan uang; orang lain
menyakini bahwa hidup berumah tangga adalah jalan menuju kebahagiaan. Kita bisa
melihat bahwa bagi satu oarang, uang menjadi penting karena kebahagiaan itu
penting. Sekarang focus perbedaan nya semakin sempit. Dimensi spiritualitas
membuat manusia memiliki nilai tujuan yang sama (kebahagiaan, cinta, rasa aman,
dan sebagainya). Perbedaannya hanya terletak pada nilai makna yang menjadi
jalan untuk mencapai tujuan hidup (uang, kekuasaan, persahabatan, dan
lain-lain)
Sehingga, bila anda merasa begitu sulit untuk mencapai
sebuah relasi yang di landasi oleh sebuah hubungan baik, hal itu terjadi karena
anda dan orang lain tidak terjalin secara selaras dalam nilai makna, apa yang
perlu di lakukan untuk mencapai nilai tujuan: hubungan baik. Kabar baiknya anda
tidak perlu mengubah apapun (baik nilai makna maupun nilai tujuan anda) jika
anda tidak mau mengubahnya.
Nah, bagaimana cara nya agar demi nilai tujuan yang
sama (hubungan baik), orang lain mau menggunakan nilai makna yang anda anut?
Atau singkatnya, bagimana caranya agar orang lain mengikuti cara anda,
melakukan apa saja untuk anda? Anda hanya perlu menerapkan teknik-teknik
sederhana ini dan keadaanya akan berubah, berubah untuk anda.
0 komentar:
Post a Comment